Bagi sekolah yang sudah berusia tua dan berpengalaman, seperti SMP
Negeri 1 Jatibarang, masalah pembinaan kesiswaan merupakan pekerjaan
rutin yang sudah dipolakan. Oleh karena itu, masalah siswa akan
berprestasi atau tidak, hanya tinggal menunggu waktu dan menjalankan
taktik apakah suatu kompetisi atau perlombaan layak untuk diikuti atau
tidak.
Perhitungan dan pembinaan kesiswaan yang penuh perhitungan
seperti itu membuat SMPN 1 Jatibarang acap kali mampu meraih prestasi
yang membanggakan tak hanya bagi civitas akademika tetapi juga
membanggakan bagi daerah (Kabupaten Indramayu) secara umum.
Wujudkan Visi lewat Kegiatan Ekskul
Menurut
Didi Jubaedi, S.Pd. (40 tahun, selaku Wakasek Kesiswaan), pola
pembinaan kesiswaan dilaksanakan sesuai dengan program yang telah
disusun. “Siswa kami selalu aktif,” katanya. “Setiap lomba diikuti baik
tingkat kecamatan, sampai provinsi seperti Porseni ke Bandung selalu
diikuti.”
Untuk
cabang karate satu orang putri, pernah menjadi juara harapan 2, a.n.
Bunga, siswa kelas IX G. Olah raga, rupanya merupakan kegiatan
ekstrakurikuler yang sangat diminati di sekolah ini. Olah raga favorit
di sini, kata Didi Jubaedi, di antaranya panjat tebing yang berprestasi
sampai ke tingkat nasional. Jenis olah raga ini memanfaatkan fasilitas
yang ada di Karang Taruna Jatibarang Baru, di depan desa, yang memiliki
cukup fasilitas sebagai tempat latihan. Setidaknya ada 5 orang siswa
yang ikut aktif latihan rutin.
Selain yang favorit, ada juga yang
kurang diminati, yaitu voli ball. Mengapa? “Sebab masalah ketertarikan
barangkali. Mungkin juga karena pengaruh segi infomasi dari luar.
Berkembangnya Futsal, misalnya, membuat olah raga itu lebih popular,”
kata Didi. Futsal sarananya bagus, bisa dilakukan dengan menyewa per
jam, namun untuk sarana bola voli terasa kurang.
Meskipun memiliki
berbagai kendala, termasuk kendala cuaca, menurut Didi, namun kegiatan
ekstrakurikuler olah raga tetap berjalan lancar. Voli ball latihan
setiap Selasa dan Kamis, Basket Ball latihan setiap Rabu dan Sabtu,
Futsal latihan setiap Senin (di sekolah), dan Panjat Tebing latihan
setiap Minggu.
Sementara itu di bidang kesenian, kegiatan
ekstrakurikuler juga banyak dilakukan. Menurut Kadina, S.Pd. (41 tahun,
guru bahasa Inggris merangkap Pembina OSIS), seni Story Telling wayang
berbahasa Inggris, misalnya, merupakan satu-satunya di Indramayu. Salah
seorang siswanya, Rifal, pernah menjadi juara tingkat wilayah III
Cirebon. Latihan story telling dilakukan setiap Rabu dan Sabtu
berkoordinasi dengan guru-guru bahasa Inggris senior seperti pak
Imamudin. Hingga kini setidaknya 5 siswa aktif dalam kegiatan story
telling.
Karena kegiatannya (story telling) menggunakan wayang kulit,
maka sarana itu disediakan oleh sekolah, sedangkan naskah dibuat
sendiri oleh siswa. Guru hanya memperbaiki struktur bahasa yang kurang
baik. Menurut pak Kadina, S.Pd., kendala tentu saja ada, misalnya siswa
sering masih malu-malu karena bahasanya takut salah. “Setelah saya
jelaskan jangan malu-malu, diarahkan ke seni Alhamdulillah sampai
menjadi juara,” katanya. “Kini juara story telling bahasa Inggris itu
ingin menjadi dalang internasional,” tambah Kadina, S.Pd.
Selain
story telling, Kadina, S.Pd. juga memfasilitasi para siswa untuk latihan
drama berbahasa Inggris. “Cukup banyak pesertanya karena speaking
diarahkan ke drama. Setiap kelas mengirimkan peserta minimal satu atau
dua orang,” katanya.
Sementara itu seni kasidah di SMPN 1 Jatibarang
diikuiti oleh dua kelompok putera dan puteri, semuanya 20 orang siswa.
Seni kaligrafi diikuti 15 orang siswa.Seni baca Qur’an diikuti 30 orang
siswa. Cabang-cabang kesenian ini biasanya ditampilkan dalam acara
perpisahan. Seni Kasidah, malah, sering diminta tampil oleh majelis
Taklim, acara khataman Qur’an, Hari Ulang Tahun kabupaten Indramayu, dan
tahun 2011 di Yogya Supermarker dalam rangka ulang tahun toserba itu.
Seni Marching Band latihan setiap Senin dan Selasa. Setiap acara penting
Marching Band sering ditampilkan termasuk memenuhi undangan dari
Pemerintah Desa Jatibarang dan Pemerintah Kecamatan Jatibarang.
Dengan
mengusung visi SMPN 1 Jatibarang sebagai Unggul dalam Prestasi,
Harmonis, Dinamis, dan Agamis, baik Didi Jubaedi, S.Pd. dan Kadina,
S.Pd. maupun semua Pembina ekstrakurikuler menekankan agar antar ekskul
tak ada persaingan yang tidak sehat. “Kita satu kesatuan, organisasi
apapun bagian dari sekolah. Semua harus bagus, kerja sama, harmonis,”
kata Didi. “Salah satu buktinya pada waktu kegiatan gerak jalan. Semua
ekslul dimasukkan ke dalam satu kelompok sehingga harmonis. Juarta itu
bukti keharmonisan,” tambahnya.
“Selain itu, sebagai wujud bukti visi
kedinamisan,” kata Kadina, S.Pd. “Ada juga kegiatan pelantikan terpadu
semua ekskul. Pokoknya, tidak stagnan. Selalu ada terobosan baru. Kami
terus memberikan perubahan program,” tambahnya.
Unsur visi agamis,
menurut Didi, diwujudkan dengan selalu mengaji selama 15 menit di pagi
hari setiap Selasa sampai Kamis. Khusus hari Jumat ditambah shalat dhuha
berjamaah di lapangan. Setelah itu dilanjutkan dzikir bersama.
(rofi/sayama)